Marine debris banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Banyak berita mengenai permasalahan marine debris. Banyak pula gerakan dan inisiatif untuk mengatasi permasalahan marine debris. Marine debris merupakan masalah global yang dihadapi hampir seluruh penjuru dunia. Tulisan ini akan memberikan informasi mengenai marine debris yang perlu kamu ketahui.
Marine debris itu apa sih?
Marine debris adalah segala macam solid persistent material yang diproduksi atau diproses dan secara langsung maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan di lingkungan laut. Marine debris berupa benda-benda yang biasanya tidak muncul secara alami di lingkungan laut, contohnya plastik, kaca, jaring penangkap ikan, kain, karet, dan logam.
Fakta : Sekitar 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 236.000 ton adalah microplastic.
Marine debris berasal dari mana?
Berikut 6 sumber utama marine debris :
Pengunjung Pantai
Pada masa liburan, pantai-pantai biasanya dipenuhi pengunjung. Para pengunjung pantai
meninggalkan benda-benda yang berpotensi menjadi marine debris, seperti kemasan makanan dan wadah minuman, puntung rokok, dan mainan. Sampah-sampah ini dapat tertiup angin, terbawa ombak, atau hanyut ke laut saat hujan turun.
Pembuangan Sampah yang Tidak Benar di Daratan
Sampah di darat dapat tertiup atau hanyut ke laut jika dibuang sembarangan. Air hujan dapat memindahkan sampah dari jalanan ke saluran pembuangan hingga ke sungai dan laut.
Fakta : Sekitar 80% marine debris berasal dari daratan.
Saluran Pembuangan
Marine debris dapat berukuran sangat besar hingga sangat kecil seperti microplastic. Microbeads (butiran-butiran halus yang terbuat dari plastik) dalam produk-produk kosmetik dan personal care seperti face scrub dan pasta gigi dapat hanyut ke saluran pembuangan. Karena microbeads ini terlalu kecil untuk disaring, microbeads akan tetap ada dalam air yang dapat berakhir di laut.
Kapal-kapal
Kadang orang membuang sampah dari kapal karena suatu hal seperti ruang penyimpanan yang terbatas. Namun, seringkali sampah dibuang ke laut karena orang-orang tidak menyadari masalah sperti apa yang dapat ditimbulkan. Sampah juga bisa tidak sengaja
jatuh atau tertiup angin. Selain itu, jaring ikan, alat pancing, crab pot, dan peralatan pancing lainnya bisa hilang di laut secara tidak sengaja atau sengaja dibuang. Alat pancing yang hilang atau ditinggalkan di laut menjadi ancaman bagi hewan laut.
Fasilitas Industri
Marine debris yang umum dihasilkan dari fasilitas industri adalah plastic resin pellets. Fasilitas pengolahan plastik menggunakannya untuk membuat berbagai macam produk plastik. Plastic resin pellets bisa tidak sengaja lepas ke lingkungan selama transportasi atau penanganan.
Pembuangan Sampah
Tempat pembuangan sampah (landfill) juga bisa menjadi sumber marine debris. Sampah di tempat pembuangan sampah terutama dengan sistem open dumping dapat terbawa angin atau hanyut hingga ke laut karena hujan badai.
Anjungan Minyak dan Gas Lepas Pantai
Anjungan minyak dan gas lepas pantai adalah struktur yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses pengambilan minyak bumi dan gas alam. Karena anjungan lepas pantai dikelilingi oleh air, barang apa pun yang hilang dari anjungan dapat menjadi marine debris. Seperti kapal-kapal laut, sampah terkadang sengaja dibuang ke lautan untuk tujuan tertentu. Marine debris yang dihasilkan dari anjungan ini termasuk bor pipa, safety helmet, sarung tangan, drum penyimpanan, dan sampah sehari-hari.
Efek apa yang ditimbulkan oleh marine debris?
Marine debris memberikan dampak yang mengerikan bagi ekosistem laut dan bagi manusia. Berikut 7 dampak buruk dari marine debris :
Entanglement
Barang-barang seperti jaring ikan dan six-pack rings dapat menghambat mobilitas hewan laut. Hewan yang terjerat akan kesulitan makan, bernapas atau berenang sehingga bisa berakibat fatal. Ada 3 alasan mengapa entanglement berbahaya bagi hewan laut :
- dapat mengakibatkan luka yang dapat berakibat pada infeksi bahkan kehilangan anggota tubuh
- dapat menyebabkan tercekik, tersedak, atau suffocation (mati lemas)
- dapat menghambat hewan untuk berenang sehingga mereka sulit untuk bergerak, mencari makanan, dan melarikan diri dari predator.
Ingestion
Ingestion terjadi ketika seekor binatang menelan marine debris. Kadang ingestion
terjadi secara tidak sengaja, tetapi umumnya hewan laut menelan marine debris karena terlihat seperti makanan bagi mereka, contohnya kantong plastik terlihat seperti ubur-ubur dan plastic resin pellets terlihat seperti telur ikan. Ingestion dapat berakibat pada :
- tersedak, kelaparan, atau malnutrisi jika barang-barang yang dicerna menghalangi saluran usus dan mencegah proses pencernaan
- kenyang palsu karena barang-barang yang ditelan menumpuk di saluran pencernaan sehingga mengurangi keinginannya untuk makan dan berakibat pada mati kelaparan
- rusaknya saluran pencernaan atau lapisan perut dan menyebabkan infeksi atau rasa sakit jika menelan benda tajam
- kesulitan bernafas hingga mati lemas jika barang yang tertelan menghalangi saluran udara
Menyebarkan spesies invasif
Spesies invasif adalah spesies yang bukan spesies asli tempat tersebut yang secara luas memengaruhi habitat yang mereka invasi. Kemampuan penyebaran dan beradaptasi spesies invasif dapat membahayakan spesies asli. Dahulu spesies invasif juga telah bepergian, tapi mereka menempel pada puing-puing kapal kayu yang akhirnya terurai di laut. Saat ini sampah plastik yang terombang-ambing di lautan menjadi sarana penyebaran spesies invasif. Pada plastik kehidupan spesies invasif bisa bertahan lebih lama karena proses degradasi plastik mencapai ratusan tahun.
Membahayakan kesehatan manusia
Pengunjung pantai dapat terluka oleh marine debris berbahaya di pantai, seperti pecahan kaca dan logam tajam. Microplastic juga dapat masuk ke rantai makanan dan dikonsumsi oleh manusia.
Hancurnya bisnis dan pariwisata setempat
Sampah-sampah yang menutupi pantai membuat pantai kurang menarik bagi pengunjung sehingga mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan dan pendapatan bagi masyarakat setempat.
Kerusakan pada kapal
Marine debris dapat menyebabkan kerusakan pada kapal melalui tabrakan, entanglement pada baling-baling, dan penyumbatan saluran air untuk sistem pendingin mesin. Kerusakan kapal ini berakibat pada kerugian nelayan hingga terhambatnya proses pengiriman barang.
Tempat menempelnya polutan beracun
Potongan-potongan plastik menarik pencemar kimia beracun yang mengganggu hormon yang ada di air laut. Polutan tersebut akan menempel pada benda-benda berbasis minyak seperti sampah plastik. Polutan-polutan yang menempel pada plastik kemudian meningkatkan toksisitasnya. Laut dan rantai makanan jadi tercemar karena polutan-polutan ini.
Seperti itulah dampak-dampak buruk yang disebabkan oleh marine debris. Dari hewan hingga manusia, semua terkena dampaknya. Setelah mengetahui fakta-fakta ini, mulailah untuk lebih aware dengan apa yang kita pakai dan kita konsumsi. Tolak plastik sekali pakai. Bawalah selalu "senjata andalan"mu untuk mengurangi sampah plastik. Hindari menggunakan produk yang mengandung microbeads. Ajak teman-teman dan komunitasmu untuk melakukan cleanup. Lakukan apapun yang kamu bisa untuk mengurangi sampah. Sekecil apapun itu, aksi yang kamu lakukan berkontribusi dalam mengubah bumi menjadi tempat yang lebih baik.
REFERENCES
National Oceanic and Atmospheric Administration. (2019, June 29). Turning Tide on Trash : A Learning Guide on Marine Debris. Retrieved from NOAA Marine Debris Program: https://marinedebris.noaa.gov/sites/default/files/publications-files/2015_TurningTideonTrash_HiRes_Final.pdf
Thank You Ocean. (2019, June 29). Marine Debris. Retrieved from Thank You Ocean: https://thankyouocean.org/threats/marine-debris/
usoceangov. (2019, June 29). TRASH TALK: Impacts of Marine Debris [Video file]. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=PA_bRyngqTc
usoceangov. (2019, June 29). TRASH TALK: What is Marine Debris [Video file]. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=FfSFKEM5Psc&t=3s
usoceangov. (2019, June 29). TRASH TALK: Where Does Marine Debris Come From [Video file]. Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=FN9FF7VH4ig
Widyaningrum, G. L. (2019, June 29). Limbah Plastik di Laut Menjadi Tempat Berkembangnya Spesies Invasif. Retrieved from National Geographic Indonesia: https://nationalgeographic.grid.id/read/13928894/limbah-plastik-di-laut-menjadi-tempat-berkembangnya-spesies-invasif?page=all
Comments